IAIN Jember - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember terus
melakukan pembenahan. Sejak beralih status dari Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN), banyak
hal yang telah dilakukan. Pembenahan itu dilakukan dalam pelbagai
sektor, mulai dari bangunan gedung baru untuk perkuliahan, gedung Ma’had
Saifudin Zuhri, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) perguruan tinggi
hingga tata kelola kelembagaan.
Rektor IAIN Jember Babun Suharto mengatakan bahwa saat ini terus
dilakukan pengembangan, baik dari sisi akademik, sarana dan SDM. “Kami
terus melakukan pembenahan. Saat ini, dari sisi gedung sarana dan
prasarana, kami nilai sudah cukup representatif. Pembangunan beberapa
gedung baru telah selesai dengan dengan skema pembiayaan Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN),” ungkap Babun saat memberikan sambutan pada
kegiatan seminar Peningkatan dan Penguatan Kelembagaan, Rabu, (12/4) di
Gedung Kuliah Terpadu IAIN Jember.
Dikatakan Babun, kemajuan fisik sarana pendidikan pada perlu
diimbangi dengan kemampuan mutu akademik, kualitas dosen, riset dan
percepatan penambahan guru besar (professor). Karena itu, IAIN Jember
mendorong SDM kampus untuk selalu menghidupkan budaya akademis yang
berkualitas. “Kami mendorong produktivitas karya ilmiah para dosen.
Selain itu, kami juga membuat program percepatan doktor dan guru besar”,
terang Babun.
“Kami bersama seluruh civitas akademika IAIN Jember memiliki komitmen
untuk terus melakukan pembenahan menuju kampus yang lebih baik,”
sambungnya.
Dalam penguatan kelembagaan, Babun menargetkan seluruh program studi
di lingkungan IAIN Jember meraih nilai maksimal. Menurutnya, tahun 2018
tidak boleh ada program studi yang memperoleh akreditasi C. “Kami
targetkan, minimal akreditasi B untuk seluruh program studi di IAIN
Jember”, jelas Ketua LPTNU Jawa Timur itu.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini Kepala Biro Hukum dan
Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Agama Achmad Gunaryo. Gunaryo
mendorong civitas akademika IAIN Jember melakukan perbaikan dan
penguatan tata kelola kelembagaan serta perluasan kerjasama.
Dikatakan Kabiro Hukum dan Kerjasama Kemenag RI, perguruan tinggi
harus berkompetisi untuk menaikkan daya tawar. “Jika ingin survive dan
kompetitif, perguruan tinggi harus memperbaiki mutu dan pelayanannya”,
jelas Achmad Gunaryo.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN
Jember dan diikuti seluruh pimpinan IAIN Jember. (wildan/humas)
IAIN Jember- Sedikitnya 64 Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember yang terbagi dalam 32 Kelompok Tim Penelitian melakukan presentasi dalam seminar proposal penelitian yang digelar oleh Pusat Penelitian dan Penerbitan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Jember. Selasa (17/04). Seminar proposal ini merupakan rangkaian tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh calon peserta Riset Kolektif Mahasiswa (RKM) tahap I tahun anggaran 2018. Sebab, presentasi dalam seminar proposal penelitian ini menentukan layak atau tidak layak bagi mahasiswa menjadi peserta RKM pada tahap I ini. Diketahui, Riset Kolektif Mahasiswa (RKM) adalah salah satu program penelitian ditingkat mahasiswa yang difasilitasi oleh LP2M. Program RKM ini bermaksud Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan mahasiswa di bidang penelitian, agar memiliki kemampuan meneliti yang memadai untuk menghasilkan penelitian yang bermutu dan berkualitas. Ketua LP2M IAIN Jember, Muhibbin, S.Ag., M.Si pada kesempatan pembukaan seminar proposal penelitian mempertegas bahwa RKM ini sesungguhnya dalam rangka memberikan ruang dan akses mahasiswa untuk melatih skil dan kemampuan meneliti sesuai kompetensi keilmuan yang dimiliki agar termotivasi menghasilkan karya penelitian yang bermutu dan berkualitas, yang manfaatnya secara praksis dapat dirasakan masyarakat. Selain itu, RKM ini juga dalam rangka menyiapkan dan mengasah kemampuan meneliti mahasiswa agar memiliki kualifikasi dan kompetensi memadai untuk dilibatkan oleh para dosen, peneliti, maupun fungsional lainnya dalam program penelitian, khusunya di IAIN Jember. Hal serupa juga disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Jember, H. Nur Solikin, S.Ag., M.Si. Menurutnya Dengan mengikuti kegiatan Riset Kolektif Mahasiswa (RKM) ini, mahasiswa akan memperoleh banyak manfaatnya, diantaranya memperoleh kesempatan dan akses meningkatkan dan mengasah kemampuan meneliti untuk dijadikan modal menghasilkan karya penelitian yang bermutu dan berkualitas, serta memiliki relevansi dengan penyelesaian problem keilmuan (Islam), kemanusiaan, dan kemasyarakatan secara empirik. Selain itu melalui kegiatan penelitian kolektif kompetitif ini, mahasiswa juga memiliki competitive advantage untuk dapat berkiprah secara kompetitif dalam merespon tawaran-tawaran penelitian tingkat regional, nasional, dan bahkan internasional, khusunya kualifakasi terlibat dalam setiap kegiatan penelitian dosen (IAIN Jember). Sementara kegiatan seminar proposal ini dilaksanakan selama tiga hari, Teknisnya semua peserta mempresentasikan proposal penelitian dihadapan riviewer yang telah ditunjuk oleh LP2M. masing-masing reviewer adalah Dr. Imam Bonjol Jauhari, M. Si, Dr. Ahidul Asror, M.Ag dan Muhaimin, S.Ag., M.H.I. Adapun peserta yang dinyatakan lulus dalam seminar ini nantinya akan ditetapkan sebagai peserta RKM tahun anggaran 2018. (Minan Jauhari)
Tag: Seputar Kampus